21.6 Masa Keruntuhan Kerajaan Banten Menjelang berakhirnya pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa, konflik mulai bermunculan di lingkungan internal kerajaan Banten. Hal ini ditengarai muncul akibat perlawanan yang dilakukan oleh sang sultan kepada pihak penjajah yang tidak disetujui oleh perlawanan yang dilakukan oleh sang sultan kepada pihak penjajah yang 1 Sejarah Berdirinya. Kerajaan Banten bermula pada tahun 1526 ketika Kerajaan Demak berhasil menaklukkannya, lalu mengubah beberapa pelabuhan menjadi pangkalan militer dan kawasan perdagangan. Pemimpin pasukan Demak pada saat itu adalah Fatahillah, menantu Syarif Hidayatullah atau dikenal dengan Sunan Gunung Djati, beserta adik ipar Fatahillah PemerintahBelanda untuk mendukung lancarnya usaha VOC dalam menguasai perdagangan di Indonesia dan dapat melaksanakan tugasnya dengan leluasa. Pieter Both saat itu memiliki pandangan bahwa Jayakarta adalah sebuah kota yang strategis. Perlawanan Banten (1651-182) : Dipimpin oleh Sultan Agung Tirtoyoso dari Kerajaan Banten; Perlawanan cash. - Kerajaan Banten adalah salah satu kerajaan Islam di Pulau Jawa yang pernah menjadi penguasa jalur pelayaran dan perdagangan. Salah satu faktor kemajuan dari Kesultanan Banten adalah posisinya yang strategis, yaitu di ujung barat Pulau Jawa, lebih tepatnya di Tanah Sunda, Provinsi Banten. Ibu kota Kesultanan Banten adalah Surosowan, Banten Lama, Kota Banten didirikan oleh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati pada abad ke-16. Kendati demikian, Sunan Gunung Jati tidak pernah bertindak sebagai raja. Raja pertama Kesultanan Banten adalah Sultan Maulana Hasanuddin, yang berkuasa antara 1552-1570 masa kejayaan Kerajaan Banten berlangsung ketika pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa 1651-1683 M. Sultan Ageng Tirtayasa berhasil memajukan kekuatan politik dan angkatan perang Banten untuk melawan VOC. Hal itu pula yang kemudian mendorong Belanda melakukan politik adu domba hingga menjadi salah satu penyebab runtuhnya Kerajaan Banten. Baca juga Sejarah Berdirinya Kerajaan Banten Sejarah singkat Kerajaan Banten Sebelum periode Islam, Banten adalah kota penting yang masih dalam kekuasaan Pajajaran. Jakarta - Kerajaan Banten meliputi wilayah sebelah barat Pantai Jawa sampai Lampung. Kerajaan ini didirikan oleh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung terbentuknya Kerajaan Banten seperti dikutip dari Buku Intisari SKI Sejarah Kebudayaan Islam oleh Siti Wahidoh, yakni Syarif Hidayatullah mengusai bagian barat Pantai Utara Jawa pada tahun 1526. Hal ini untuk menundukkan Kerajaan Pajajaran. Daerah Kerajaan Banten menjadi batu loncatan untuk menguasai Pajajaran dari barat ke Banten dijadikan basis penyerangan Kerajaan Demak dan Cirebon untuk menguasai Kerajaan Pajajaran dan Pelabuhan Sunda Kelapa. Penyerangan ke Kerajaan Pajajaran dilakukan karena penolakan Kerajaan Pajajaran atas penyebaran agama Islam dan menolak mengakui Kerajaan Demak atas Pajajaran. Meskipun Pelabuhan Sunda Kelapa dikuasai pada tahun 1527 M, namun Kerajaan Banten masih tetap menjadi daerah kekuasaan Kerajaan Demak. Ketika Sultan Hadiwijaya berkuasa di Demak, Kerajaan Banten menjadi kesultanan yang merdeka dari Kerajaan Demak. Raja pertamanya yakni putra Syarif Hidayatullah, Maulana masa pemerintahan Maulana Hasanuddin, penyiaran agama Islam dan hubungan perdagangan berkembang luas. Penguasaan Kerajaan Banten atas Lampung dan Selat Sunda sangat penting bagi kegiatan perdagangan Hasanuddin juga menjalin persahabatan dengan Kerajaan Indrapura di Sumatera. Hubungan diplomatik ini diperkuat melalui pernikahan politik antara Maulana Hasanuddin dengan putri Raja Kerajaan Banten selanjutnya adalah Maulana Yusuf. Dia memimpin Kerajaan Banten dari tahun 1570-1580 M. Setelah Maulana Yusuf wafat pada tahun 1580, tahta Kerajaan Banten dipegang oleh Maulana Muhammad, putranya yang berusia 9 Maulana Muhammad masih sangat muda, pemerintahan dijalankan oleh sebuah badan perwalian yang terdiri dari Kali Jaksa Agung dan 4 menteri. Badan ini berkuasa hingga Maulana Muhammad cukup umur untuk tahun 1596, Maulana Muhammad memimpin serangan serangan terhadap Kerajaan Palembang. Penyerangan bertujuan untuk melancarkan jalur perdagangan hasil bumi dan rempah-rempah dari Sumatera. Penyerangan tidak berhasil dan Maulana Muhammad Maulana Muhammad menyebabkan kosongnya takhta Kerajaan Banten. Karena Putra Maulana Muhammad, Abu Mufakhir masih berusia 5 bulan, pemerintahan dijalankan badan perwalian. Pada masa ini, armada dagang Belanda pertama kali tiba di Kerajaan Banten dan dipimpin oleh Cornelis de Mufakhir resmi menjalankan kekuasaan pada tahun 1596. Tahun 1638, khalifah Mekah memberikan gelar sultan pada Abu Mufakhir. Abu Mufakhir wafat pada tahun 1651. Putranya meneruskan pemerintahan Banten dengan gelar Sultan Abu Ma'ali Ahmad Rahmatullah, tetapi tidak lama kemudian dia Banten selanjutnya yakni Sultan Ageng Tirtayasa. Di bawah pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa, Kerajaan Banten mencapai kejayaan. Sultan Ageng Tirtayasa berusaha keras mengusir kekuasaan armada dagang Belanda VOC dari Kerajaan Banten, namun usaha ini tahun 1671, Sultan Agung Tirtayasan mengangkat putra mahkotanya, Sultan Abdul Kahar atau Sultan Haji sebagai raja muda. Pemerintahan sehari-hari dijalankan oleh Sultan Haji, sementara Sultan Agung Tirtayasa tetap Sultan Haji cenderung bersahabat dengan VOC. Sultan Ageng Tirtayasa tidak menyetujui hubungan ini. Pada tahun 1683, Sultan Ageng Tirtayasa ditangkap dan dipenjarakan oleh Belanda Batavia dan akhirnya wafat pada budaya Kerajaan Banten tidak banyak. Namun demikian, pengaruh agama Islam dalam seni bangunan Banten dapat dilihat dari bangunan Masjid Agung Banten dan Kompleks Makam Raja-raja Banten di Kenari. nwy/pal JayaKarta sebagai Vasal kerajaan Banten di bawah pemerintahan? Pangeran sollahudin Pangeran Abdul Kohar Pangeran Wijaya Kusuma Pangeran Wijaya Krama Aria Ranamanggala Berdasarkan pilihan diatas, jawaban yang paling benar adalah B. Pangeran Abdul Kohar. Dari hasil voting 987 orang setuju jawaban B benar, dan 0 orang setuju jawaban B salah. JayaKarta sebagai Vasal kerajaan Banten di bawah pemerintahan pangeran abdul kohar. Pembahasan dan Penjelasan Jawaban A. Pangeran sollahudin menurut saya kurang tepat, karena kalau dibaca dari pertanyaanya jawaban ini tidak nyambung sama sekali. Jawaban B. Pangeran Abdul Kohar menurut saya ini yang paling benar, karena kalau dibandingkan dengan pilihan yang lain, ini jawaban yang paling pas tepat, dan akurat. Jawaban C. Pangeran Wijaya Kusuma menurut saya ini juga salah, karena dari buku yang saya baca ini tidak masuk dalam pembahasan. Jawaban D. Pangeran Wijaya Krama menurut saya ini salah, karena dari apa yang ditanyakan, sudah sangat jelas jawaban ini tidak saling berkaitan. Jawaban E. Aria Ranamanggala menurut saya ini salah, karena setelah saya cari di google, jawaban tersebut lebih tepat digunkan untuk pertanyaan lain. Kesimpulan Dari penjelasan dan pembahasan diatas, bisa disimpulkan pilihan jawaban yang benar adalah B. Pangeran Abdul Kohar Jika masih punya pertanyaan lain, kalian bisa menanyakan melalui kolom komentar dibawah, terimakasih. Dijawab Oleh Kunjaw

jayakarta sebagai vasal kerajaan banten dibawah pemerintahan